Mengapa Kopi Arabika Lebih Mahal? Ini Faktor-faktor Penyebabnya
Arabica dan Robusta menjadi dua jenis kopi paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Meski punya 'fans base' masing-masing, namun perbedaan harga antara Arabica dan Robusta terpaut jauh. Lalu mengapa kopi arabika lebih mahal?
Jika robusta punya harga jual murah sehingga kerap disebut 'kopi rakyat', maka harga jual arabika tinggi dan mahal. Sebagai ilustrasi, sobat bisa mendapatkan kopi robusta dengan berat 1 kg dengan harga puluhan ribu, maka arabika harga jualnya mencapai ratusan ribu. Lalu mengapa kopi arabika lebih mahal? jawabannya karena banyak faktor.
Faktor pertama dari mulai sektor hulu. Penanaman kopi arabica bisa dibilang lebih sulit dibandingkan kopi robusta. Arabica butuh ditanam di wilayah ketinggian, sementara robusta di dataran rendah pun bisa tumbuh dengan baik. Alasan arabika harus ditanam di wilayah tinggi, mulai 900 sampai lebih dari 1000 mdpl, karena semakin tinggi maka resiko pohon kopi arabika terserang penyakit akan semakin kecil.
Kualitas biji kopi dari pohon yang ditanam di ketinggian juga lebih baik dari sisi rasa, begitu juga kuantitasnya. Sementara Robusta justru hampir tidak ada perbedaan besar.
Kemudian, pohon kopi arabica butuh perawatan yang lebih khusus dibandingkan robusta. Petani perlu secara rutin memangkas pohon arabica, sebab semakin tinggi pohon maka kualitas dan kuantitas buah yang dihasilkan tidak maksimal. Dan yang paling penting, pohon kopi arabika sangat membutuhkan pupuk organik, agar pohon semakin sehat.
Hal ini karena arabika mengandung kafein lebih rendah dibanding robusta. Perlu diketahui, kafein merupakan zat alami yang ada dalam kopi. Zat ini berfungsi sebagai pelindung alami pohon dari hama dan penyakit. Sehingga semakin tinggi kandungan kafein, maka semakin kuat pohon melawan penyakit dan hama. Nah karena robusta punya kafein tinggi, jadi tidak memerlukan pupuk sebanyak arabika yang punya kandungan kafein lebih rendah.
Selanjutnya dari sisi produktifitas, satu pohon arabika tidak sebanyak robusta. Pohon arabika biasa mengalami panen dua kali dalam setahun. Sedangkan robusta bisa beberapa kali bisa dipanen dalam setahun. Belum lagi untuk mendapat biji kopi yang berkualitas baik, petani harus benar-benar selektif hanya memetik ceri kopi yang merah dan matang sempurna.
Faktor yang paling menentukan tingginya harga kopi arabika adalah pada tahap pascapanen. Proses pascapanen arabika cenderung lebih sulit dibandingkan robusta. Petani kopi arabika harus punya pengetahuan yang luas terhadap berbagai proses pascapanen, mulai dari natural, wash, full washed, honey atau ekperimental yang sekarang banyak dilakukan. Belum lagi mereka harus bertarung dengan faktor cuaca dan alam.
Masuk ke sektor hilir, proses penyangraian kopi arabika juga berbeda dengan robusta. Butuh keahlian seorang roastery atau orang yang menyangrai agar cita rasa kopi arabika bisa ditonjolkan secara sempurna. Jika robusta umumnya hanya disangrai pada level roasting dark alias gelap, maka arabika biasa disangrai dalam tiga level berbeda mulai dari light, medium dan dark. Nah, itu penjelasan singkat mengapa harga kopi arabika lebih mahal dibanding robusta.
Baca Juga:
Negara Mana Penghasil Kopi Terbesar di Asia Tenggara? Jawabnya Bukan Indonesia
Penikmat Kopi Wajib Tahu Apa Perbedaan V60 dan Vietnam Drip
Menyeduh Metode V60 Pakai Kopi Apa? Simak Jawabannya Disini
Kopi yang Enak Merk Apa? Ini Jawabannya
Ini Perbedaan Proses Pasca Panen Kopi antara Metode Honey dan Natural