Kopi Lelet, Tradisi Ngopi untuk yang Berjiwa Seni
Selain punya beragam jenis dan varietas, Indonesia juga punya banyak tradisi dan budaya yang berkaitan dengan kopi. Hal ini menunjukan bahwa kopi sejak lama telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Salah satunya adalah yang berasal dari Kecamatan Lasem di Kabupaten Rembang. Disini, masyarakat punya cara unik dalam menikmati kopi yakni sambil mengolesi ampas kopi di atas rokok alias ngelelet.
Tidak ada yang tahu pasti kapan tradisi minum kopi sambil ngelelet muncul pertama kali. Namun, diperkirakan tradisi ini sudah ada sejak tahun 1930. Menurut Ketua Forum Komunikasi Masyarakat Sejarah (Fokmas) Rembang, Ernantoro, awalnya kopi lelet dikenal dengan nama kopi sedulit. Menurutnya, tradisi ini berawal dari orang-orang yang bekerja di galangan kapal milik Berendsen, seorang warga Belanda yang berada di Desa Gedongmulyo.
Biasanya, usai bekerja, para pekerja berkumpul sambil menikmati kopi yang dijual di warung-warung yang ada di depan galangan kapal. Nah, setelah kopi habis mereka minum, biasanya para pekerja melumuri rokok dengan ambas kopi yang tersisa di gelas dengan tangan atau didulit. Kebiasaan ini kemudian menular ke banyak warung di sekitar sana dan dikenal dengan kopi sedulit.
Baca Juga:
Apa Itu Green Coffee Atau Kopi Hijau?
Tradisi ini terus berkembang, meski ke hampir seluruh warung kopi di Lasem, Rembang. Saat ini, masyarakat mengenal tradisi ini dengan nama kopi lelet. Yang membedakan antara kopi sedulit dengan kopi lelet terletak pada cara mengoleskan ampas kopi ke batang rokok. Pada kopi sedulit, ampas kopi diolesi di atas sebatang rokok dengan menggunakan jari tangan, dan hampir tanpa motif tertentu alias asal-asalan.
Sementara pada kopi lelet, ampas kopi dilumuri di atas sebatang rokok dengan menggunakan bantuan mulai dari sendok, lidi atau tusuk gigi hingga benang. Sehingga tak jarang kita menemukan pola dan motif unik dan menarik yang dibuat seseorang di atas sebatang rokok dengan menggunakan ampas kopi.
Baca juga:
Kopi Plus Tanaman Purwaceng, Ramuan Tradisional Kaya Manfaat
Kono Meimon, Pelopor Dripper V60 di Dunia
Tradisi kopi lelet menunjukan bahwa sejak lama minum kopi sudah menjadi budaya di masyarakat, khususnya masyarakat Rembang. Orang-orang datang ke warung kopi bukan cuma untuk mendapatkan efek kafein dari minuman saja, namun juga untuk bercengkrama dengan sesama membahas berbagai hal. Sehingga ketika air kopi habis, mereka tidak langsung pulang, namun memanfaatkan ampas kopi di atas rokok, agar masih mendapatkan rasa kopi saat rokok mereka bakar.
Cara membuat kopi lelet, hampir sama dengan membuat kopi tubruk. Biasanya kopi yang digunakan digiling sampai halus, sebelum diseduh dengan air mendidih. Kemudian, kopi ditambahkan gula atau kental manis. Nah, gula dan kental manis ini yang membuat ampas kopi bisa menempel dengan baik saat dihias di atas sebatang rokok. Biasanya kopi lelet dijual dengan harga Rp5000 hingga Rp15000 tergantung jenis kopi dan menu yang kita pilih.
Referensi: visitjawatengah.jatengprov.go.id