Kopi Kawa, Sensasi antara Ngopi dan Ngeteh

Cross Culture  

Kopi kawa mungkin tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia, khususnya mereka yang berasal dari Sumatera Barat. Jangan salah, kopi kawa tidak dibuat menggunakan biji kopi, tetapi diracik dengan cara menyeduh daun kopi.

Kopi Kawa (foto:Twitter@infosumbar)
Kopi Kawa (foto:Twitter@infosumbar)

Aia kawa atau air kawa, nama lain dari kopi kawa sudah sangat terkenal sejak dulu di masyarakat Minangkabau, khususnya di daerah BukitTinggi, Agam, Limapuluh Kota, Payakumbuh dan Padang. Ada dua versi mengenai asal usul munculnya Kopi Kawa. Versi pertama mengatakan, minuman ini muncul sejak era penjajahan dulu. Seperti diketahui, pada masa kolonial Belanda, kopi merupakan komoditas perdagangan bernilai tinggi.

Baca juga:

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

7 Kopi Asal Indonesia Diperkenalkan dalam Coffee Cupping Session pada World Expo Dubai

Pawang Hujan MotoGP Ternyata Hanya Gimmick Marketing?

Kala Belanda membuka perkebunan kopi di wilayah Sumatera Barat, warga diminta menanam pohon kopi tetapi dilarang untuk mengambil buah kopi. Akhirnya, masyarakat menggunakan daun kopi yang direbus untuk sekadar menikmati rasa kopi. Namun belakangan, muncul versi lain mengenai asal usul kopi kawa.

Disebutkan bahwa Aia kawa sudah menjadi minuman tradisional jauh sebelum masuknya penjajah kolonial ke Sumbar. Dikatakan, masyarakat Sumbar mengenal kopi dari perdagangan dengan bangsa Arab. Kata Kawa berasal dari kata serapan Qahwa yang berarti kopi dalam bahasa Arab. Pohon kopi kemudian ditanam. Tetapi, masyarakat kala itu tidak menyeduh biji kopi, tetapi justru daunnya. Baru kemudian setelah banyak pedagang Eropa mencari biji kopi, masyarakat tahu bahwa selain punya nilai ekonomis, biji kopi juga bisa diseduh.

Baca juga:

Mengintip Tempat Staycation Kucing yang Mewah di Singapura

Kini Menikmati Istana Terbesar Dinasti Joseon Bisa Saat Malam Hari

Terlepas dari versi mana yang benar, yang pasti kopi Kawa menjadi minuman tradisional khas yang wajib dicoba. Minuman ini seolah menjembatani antara pencinta kopi dan pencinta teh. Untuk membuat kopi kawa dibutuhkan daun kopi. Banyak petani atau produsen daun kawa yang memang sengaja menanam pohon kopi hanya untuk diambil daunnya, tanpa menghiraukan buahnya.

Daun kopi yang digunakan adalah daun yang tidak terlalu muda dan tidak telalu tua. Biasanya jika pohon sudah muncul daun yang pas, pembuat daun kawa langsung memotong daun tersebut, tanpa peduli apakah pohon kopi tersebut sedang berbuah atau tidak. Daun yang digunakan sebenarnya lebih enak rasanya dari pohon kopi varietas Arabica. Tetapi lantaran sulit menanam pohon tersebut, maka daun kopi robusta pun kini banyak digunakan dengan pertimbangan ekonomis.

Baca juga:

Pemandangan Berbeda di Jambi Night Market

Festival Budaya di Berbagai Daerah, dari di Pantai, Kali Hingga di Selokan

Daun yang sudah dikumpulkan kemudian dikeringkan bisa dengan cara dijemur atau diasapi di atas perapian. Lamanya proses ini, bisa mulai dari 2 jam hingga 12 jam, tergantung banyaknya daun dan besarnya api. Setelah daun sudah berwarna coklat gelap dan kering, baru diangkat dan dipotong-potong menjadi seperti daun teh pada umumnya.

Proses pengeringan daun kopi kawa
Proses pengeringan daun kopi kawa

Setelah itu, daun siap diseduh. Cara menyeduhnya pun biasanya daun kering dicampur terlebih dulu dalam air dingin, kemudian baru digodok sampai air matang dan berwarna coklat pekat. Secara tampilan, kopi kawa mempunyai warna yang lebih gelap dibanding teh biasa, atau seperti warna kopi yang diseduh secara pour over.

Baca juga:

Jangan Lupa Datang ke Pesta Lampion, Hari Ini Terakhir

6 Tips Memanfaatkan Kopi Lama dan tak Segar di Rumah

Karakter rasanya pun lebih mengarah seperti teh hitam, tetapi masih ada notes kopi tipis dengan sensasi aroma smoky hasil dari proses pengasapan. Biasanya, kopi kawa disajikan pada gelas yang terbuat dari tempurung kelapa. Menurut orang-orang disana, hal itu akan menambah citarasa kopi kawa dibandingkan jika disajikan pada gelas kaca.

Kopi kawa bisanya disajikan dengan kue-kue khas seperti bika, lamang hingga gorengan. Oiya, kopi kawa bisa dinikmati dengan cara tanpa gula atau bisa juga ditambahkan gula aren dan susu. Meski kini tren orang minum kopi terus berubah, namun kopi kawa tetap bertahan.

Kopi kawa susu (foto:Twitter@infosumbar)
Kopi kawa susu (foto:Twitter@infosumbar)
Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Bacaan ringan untuk menemani minum kopi atau teh

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image