Ada Pohon Kopi Liberika Langka di Gunung Lawu
Pemerintah Kabupaten Magetan, Jawa Timur melalui Camat Panekan melakukan pendataan pohon kopi Gunung Lawu langka jenis Liberika yang berpotensi dikembangkan untuk menjadi desa devisa di wilayah setempat.
(Baca juga: Situs Srigading Bakal Jadi Destinasi Wisata Sejarah)
Camat Panekan Dicong Maleleh mengatakan pihaknya saat ini mulai melakukan pendataan keberadaan pohon kopi Liberika di sejumlah desa di wilayahnya untuk dikembangkan dan diperbaiki kualitasnya sehingga nantinya bisa diusulkan menjadi desa devisa sesuai dengan usulan Gubernur Jawa Timur Khofifah.
"Ternyata kopi nangka itu ada. Hasil pendataan sementara, di Desa Sukowidi itu ada sekitar 120-an pohon. Belum di Desa Ngiliran, Bedagung, dan Tapak juga ada," ujar Dicong.
(Baca juga: Masih Banyak Pulau-Pulau Perawan di Kepulauan Seribu)
Menurut dia, sejumlah desa di Kecamatan Panekan terdapat ratusan warga yang masih memelihara pohon kopi jenis Liberika. Menurut penuturan warga, pohon kopi Liberika yang ada di kawasan Kecamatan Panekan itu berasal dari tanaman peninggalan zaman penjajahan Belanda.
"Itu memnag tanaman dari zaman Belanda dan ternyata masyarakat masih ada yang menanamnya," kata dia.
(Baca juga: Kawasan Wisata Dieng Tetap Aman Dikunjungi Wisatawan)
Masyarakat di Kecamatan Panekan sebenarnya lebih suka menanam kopi jenis robusta ataupun arabika karena produktivitas kedua jenis kopi tersebut lebih banyak dibandingkan kopi Liberika atau kopi nangka jenis excelsa.
Kopi jenis Liberika memiliki pohon yang menjulang tinggi dan biji buah atau biji kopi lebih kecil dibandingkan jenis robusta atau arabika. "Karena menjulang tinggi, banyak yang ditebangi pohonnya. Selain itu, buahnya besar tapi biji kopinya kecil, sehingga warga enggan menanam kopi tersebut," kata Dicong.
Saat ini sejumlah pemuda Karang Taruna di Desa Sukowidi mulai melakukan pengembangan bibit kopi Liberika untuk ditanam kembali. Dengan harapan, pohon tersebut dapat ditanam dan dikembangkan lebih banyak.