Kesalahan Masa Lalu Bikin Kopi Sipirok Kurang Tenar

Cross Culture  

Pulau Sumatera menjadi wilayah yang paling banyak mempunyai sentra-sentra penghasil kopi di Indonesia. Apapun jenis kopinya, arabica, robusta hingga liberika, bisa tumbuh subur dan ditemukan di Pulau Sumatera. Kopi Sipirok merupakan salah satu yang berasal dari wilayah Sumatera. Meski punya rasa yang nikmat, namun Kopi Sipirok masih kalah tenar dibanding kopi-kopi lain yang berasal dari tanah Sumatera.

Sipirok berada di Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Suamtera Utara. Kondisi geografis Sipirok yang terletak di kaki Gunung Sibual-buali, yang termasuk dalam deretan Bukit Barisan, membuat wilayah ini cocok untuk ditanami pohon kopi. Meski perkebunan kopi di wilayah Sipirok sudah dimulai sejak sekitar tahun 1800, atau dimasa pemerintaah kolonial Belanda, namun, nama Kopi Sipirok belum seterkenal kopi-kopi lain. Hal itu terjadi lantaran kesalahan sejak masa lampau.

"Di wilayah Sipirok, ada enam daerah yang menjadi penghasil utama kopi, yakni Sipirok, Marancar, Angkola Timur, Arse, Saipar, Dokok Hole dan Aek Bilah," jelas Ayub Sulaeman Pulungan, pemilik Sipirok Coffee.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

"Ketika masa panen, petani-petani di wilayah Sipirok mengirimkan hasil kebun mereka ke wilayah Mandheling untuk dikumpulkan sebelum dijual," tambahnya.

Baca Juga

Perang Dunia, Kopi Instan dan GI Joe

Sensasi Seduhan Teh Kopi Cascara

Hal inilah yang membuat nama kopi Sipirok kurang terdengar. Sebab, ketika dijual keluar melalui pelabuhan Mandailing Natal (Madina) oleh orang-orang Belanda, kopi Sipirok diberi label dagang sebagai Kopi Mandhaeling. "Sehingga sejak dulu yang dikenal dan terdaftar kopi dari Mandhaeling, tanpa dijelaskan sebenarnya aslinya dari Sipirok. Nah karena itu, kopi Sipirok kurang dikenal dan seolah kalah dengan kopi Mandhaeling," jelas Ayub.

Maklum saja, saat itu tentu belum ada sistem indikasi geografis, yang memberikan informasi secara detail mengenai asal usuk kopi yang dijual. Padahal antara kopi Sipirok dan Mandhaeling berbeda lokasi penanamannya. Sebenarnya masalah penamaan ini bukan hanya dialami oleh Kopi Sipirok, sebab hal yang sama terjadi pada kopi Enrekang dengan Kalosi. Karena dijual di Pasar Kalosi, maka kopi dari wilayah Enrekang justru dikenal sebagai Kopi Kalosi.

Dengan sudah adanya indikasi geografis, tentu kita berharap di waktu mendatang akan lebih banyak kopi-kopi asal Indonesia yang bisa dengan jelas diketahui asal usul wilayah penanamannya. Dengan begitu, khazanah kopi Indonesia akan semakin kaya.

Baca Juga:

Americano, Menu Kopi yang Lahir dari Perang Dunia ke-2

Mikael Jasin: Kopi adalah Agen Perubahan untuk Kualitas Hidup Lebih Baik

Kopi Sipirok boleh menjadi salah satu biji kopi yang wajib anda coba. Kopi ini mempunyai aroma flowery dan lemon segar saat diseduh. Kita bisa menemukan sensasi rasa lemon, rempah, chocolate dan kacang-kacangan saat menyeruput kopi ini. Namun tentu saja hal itu tergantung bagaimana cara kita menyeduh dan prosespascapanen dari biji yang kita gunakan.

Jika anda bukan pengemar kopi yang diseduh dengan cara pourover menggunakan dripper, dan fans kopi susu, biji kopi dari Sipirok juga bisa menjadi pilihan. Seperti karakter umum kopi asal Sumatera, kopi Sipirok cocok digunakan untuk membuat cappucino, latte atau kopi kekinian dengan campuran susu dan gula aren.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Bacaan ringan untuk menemani minum kopi atau teh

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image