Mikael Jasin: Kopi adalah Agen Perubahan untuk Kualitas Hidup Lebih Baik
Meski trend minum kopi di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun, namun masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan untuk memajukan industri kopi di tanah air. Sadar akan hal itu, Mikael Jasin, founder So So Good Coffee Company berupaya untuk menjadi agen perubahan di industri kopi Indonesia.
"Kami ingin menjadi agen perubahan di industri kopi Indonesia," ujar barista Indonesia yang menempati urutan keempat di Kejuaraan Barista Dunia (World Barista Championship) di Boston tahun 2019.
Pria yang akrab disapa Miki itu mengatakan, So So Good (SSG) Coffee Company dan Catur Coffee Company, dua perusahaan besutannya, mempunyai misi membantu memajukan industri kopi Indonesia mulai dari hulu dan hilir. Ia menjelaskan, di hilir, SSG melakukan upaya dengan membantu pelaku industri kopi untuk bagaimana bisa membuat kopi yang lebih enak.
"Kami melakukan pelatihan barista, tasting kopi, serta membantu klien-klien untuk membuat resep-resep menu kopi yang enak," ujarnya.
Baca juga: Americano, Menu Kopi yang Lahir dari Perang Dunia ke-2
Sementara di hulu, dirinya dan tim dari SSG membantu petani-petani kopi bagaimana menghasilkan kopi-kopi berkualitas dari kebun mereka. Menurutnya, hal ini penting untuk dilakukan, dengan begitu para petani bisa mendapatkan manfaat ekonomi yang lebih besar dari kebun mereka.
"Karena kalau biji kopi sudah enak, maka produk petani itu akan semakin diminati. Kopi itu harganya berbanding lurus dengan cupping skor (proses mengobservasi rasa dan kualitas kopi). Semakin tinggi cupping skor, maka harga jual biji kopi itu akan semakin meningkat," ujarnya.
"Jadi kami bantu teman-teman petani ini bagaimana caranya agar kopi hasil kebun mereka bisa lebih enak sehingga bisa dijual dengan harga lebih tinggi. Kami membantu mulai dari cara penanaman yang baik, hingga pascapanen untuk menghasilkan biji kopi berkualitas," jelasnya menambahkan.
Sementara melalui Catur Coffee Company yang didirikan pada tahun 2021, Miki mengatakan pihaknya membeli biji-biji kopi dari petani-petani yang dibina oleh SSG. Ia mengatakan, hingga saat ini ada 1.169 keluarga petani kopi di Indonesia yang menjadi mitra SSG dan Catur Coffee Company.
Baca Juga: Paus Clement VIII, Orang yang 'Membaptis' Kopi Agar Bersih dari Dosa
Bukan hanya sekadar membeli kopi dari petani saja, Miki mengatakan pihaknya juga membuat model bisnis berkelanjutan (sustanaible) dengan berpatokan pada tiga pilar, yakni people, profit dan planet. "Kami ingin tiga hal ini dijalankan beriringan. Sebab terkandang kita hanya fokus pada masalah lingkungan saja (planet) tapi tidak memikirkan bagaimana orang-orang yang berada di industri kopi. Jadi kami membuat model bisnis yang juga bisa menguntungkan semua pihak, petani, customer dan kami sendiri sebagai pihak yang menjalankan bisnis ini," jelasnya.
Dari sisi petani, Miki mengatakan pihaknya menerapkan sistem downpayment atau DP dalam membeli hasil panen dari petani. Ia mengatakan, biasanya pelaku bisnis membeli kopi dari petani setelah panen. Namun, SSG dan Catur memberikan DP terlebih dulu ke petani, sehingga petani punya modal dalam bekerja, seperti membeli keperluan pupuk dan hal-hal yang dibutuhkan lainnya.
"Kami juga menerapkan sistem preorder bagi customer yang ingin membeli kopi. Nantinya itu kita teruskan ke petani, dengan begitu ada bisnis berkelanjutan," ucapnya.
Baca juga: Tradisi Kopi Subuh dan 'Menilai' Menantu di Kedai Kopi
Miki melanjutkan, pihaknya juga menerapkan sistem transparansi dalam pembelian beans dari petani. Dengan begitu, publik bisa mengetahui berapa harga kopi dibeli dari petani dan berapa marjin keuntungan yang diambil oleh pihaknya. Bukan cuma itu saja, SSG dan Catur Coffee tidak ragu untuk membuka 'rahasia dapur' perusahaannya.
"Biasanya dalam praktik industri hal ini selalu dijaga. Tapi kami ingin mengempower orang-orang dengan membeberkan SOP yang kami terapkan. Biar orang-orang bisa meniru secara 'plek-plekan'. Kami buka semua, biar semua bisa bikin kopi enak, karena misi kami adalah memajukan kopi Indonesia," ujarnya.
Miki menambahkan, pihaknya tidak mau sekedar menjalankan bisnis saja di dunia kopi. Namun, Miki ingin kopi menjadi agen perubahan yang bisa membawa kebaikan bagi orang-orang, khususnya yang menjadikan kopi sebagai sandaran hidup.
"Menurut saya, kopi adalah agen perubahan, karena kopi itu punya kuasa untuk mengubah hidup orang yang disentuh oleh kopi itu sendiri. Mulai dari yang ngantuk setelah minum kopi jadi tidak ngantuk, tapi lebih penting lagi terhadap orang-orang yang hidupnya bergantung dari kopi, seperti barista hingga petani. Maka dari itu, kami berusaha membuat platform bisnis yang tepat, agar teman-teman petani, barista dan semua yang berkecimpung di dalamnya bisa memperbaiki kualitas hidupnya," tutupnya.
Baca Juga: Kopi Osing Banyuwangi Bakal Ditanam di Tanah Kerinci