Pergi Haji ke Tanah Suci Lewat Kebun Kopi

Sejarah  
Petani kopi di Gayo Tengah. Foto: Thoudy Badai.
Petani kopi di Gayo Tengah. Foto: Thoudy Badai.

Kopi sejak lama telah menjadi bagian hidup masyarakat di Gayo, Aceh. Bagi para petani disana, kopi menjadi alat atau sarana untuk mewujudkan mimpi dan harapan dalam kehidupan mereka. Eratnya pengaruh kopi, telah menciptakan banyak tradisi unik di tengah masyarakat Gayo, Aceh. Salah satunya bagi petani di Desa Tawardi, Kute Panang, Kabupaten Aceh Tengah.

Jemalin, salah seorang petani di Desa Tawardi mengatakan, banyak tradisi terkait kopi yang hidup di masyarakat. Salah satunya adalah berzikir saat menanam benih kopi. Jemalin mengingat, bacaan dzikir selalu terdengar dari para orang tua dulu saat menanam benih pohon kopi. "Orang tua dulu kalau menanam benih kopi sambil berdzikir, Subhanallah, Alhamdulilah, Allahu Akbar, begitu," ucapnya saat berbincang di depan rumahnya.

"Tapi berdzikir tidak 33 kali, seperti menggunakan tasbih. Jumlah dzikirnya ya, sebanyak benih pohon kopi yang ditanam. Jika ada 500 benih, ya 500 kali berdzikir," katanya menambahkan, sambil melinting tembakau hijau khas Gayo.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Jemalin, petani kopi dari Desa Tawardi di Desa Tawardi, Kute Panang, Kabupaten Aceh Tengah.
Jemalin, petani kopi dari Desa Tawardi di Desa Tawardi, Kute Panang, Kabupaten Aceh Tengah.

Jemalin melanjutkan, apa yang dilakukan para petani itu bukan tanpa maksud. Menurutnya, para petani berdzikir saat menanam benih kopi sebagai bentuk doa kepada Allah SWT, agar diberikan pohon-pohon yang bisa menghasilkan kopi-kopi yang baik secara kualitas dan juga jumlah yang melimpah. Jemalin mengatakan, umumnya petani-petani dulu sangat berharap hasil dari kebun mereka bisa membawa mereka ke Mekkah untuk menjalankan ibadah haji.

"Jadi dzikir itu bentuk doa dan harapan, agar hasil panen dari pohon yang mereka tanam melimpah serta memberikan mereka keuntungan yang besar. Nah, dengan begitu mereka bisa berangkat ke tanah suci Mekkah untuk berhaji. Jadi istilahnya, berangkat haji dari kebun kopi lah," ujar sambil tertawa kecil.

Baca Juga

Kopi Telur Vietnam Vs Kopi Telur Aceh, Mana yang Lebih Joss

Siapa Orang Pertama yang Minum Teh? Ini Jawabannya

Resep Kopi Telur Aceh, yang Bikin Pria Makin Jos

Jejak Keraton Mangkunegaran Surakarta Menanam Kopi di Wonogiri

Filosofi Ekonomi dalam Secangkir Kopi Erick Thohir

Menurutnya, tradisi-tradisi yang hidup di tengah masyarakat Gayo terkait kopi ada bermacam-macam dan berbeda-beda di setiap daerahnya. Ia menyebut ada juga petani-petani yang menanam pohon kopi dengan tradisi mengawinkan dengan tanah. "Banyak macamnya tradisi itu, tetapi intinya bahwa pohon kopi bagi petani di Gayo adalah harapan hidup dan sarana untuk mewujudkan mimpi mereka," ucapnya sambil menyeruput kopi susu.

Para perempuan di Desa Tawardi tengah memetik kopi di kebun mereka.
Para perempuan di Desa Tawardi tengah memetik kopi di kebun mereka.

Jemalin menambahkan, saat ini tradisi-tradisi itu sudah jarang dilakukan oleh generasi muda. Menurutnya, perkembangan ilmu pengetahuan terkait cara menanam serta varietas kopi, membuat para petani kopi saat ini lebih memperhatikan hal tersebut. "Anak-anak muda saat ini sudah lebih pintar dan tahu tentang kopi, mulai dari varietas hingga pupuk yang cocok. Beda dengan jaman dulu, meski cara menanam hampir tidak ada yang beda ya. Jadi kini tradisi-tradisi itu hanya menjadi bagian dari budaya saja, ya mungkin menarik disaksikan oleh wisatawan yang berkunjung," jelasnya.

"Tetapi apapun itu, kopi tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Gayo," ucapnya sambil menghisap rokok dari tembakau hijau.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Bacaan ringan untuk menemani minum kopi atau teh

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image