Ini Lima Provinsi Sentra Penghasil Kopi Terbesar di Indonesia
Indonesia merupakan negara eksportir kopi keempat terbesar di dunia. Meski Indonesia tertinggal dibawah Brasil, Vietnam dan Kolombia, bukan berarti negara kita kekurangan wilayah-wilayah penghasil kopi.
Sebaliknya, Indonesia punya banyak daerah-daerah penghasil kopi dari Pulau Sumatera hingga Papua. Meski begitu tak dipungkiri jika masih banyak petani-petani kopi di banyak daerah yang membutuhkan bimbingan agar bisa menghasilkan kopi berkualitas terbaik bukan saja untuk konsumsi dalam negeri tetapi juga ekspor. Berikut lima wilayah yang menjadi sentra penghasil kopi di Indonesia:
1. Sumatra
Kopi mulai dikembangkan di Sumatera setelah wabah karat daun yang menyerang pohon-pohon kopi di Jawa. Di daerah ini, tanaman kopi bertahan dari wabah karena umumnya ditanam di ketinggian 1400 hingga diatas 2000 mdpl. Secara umum, kopi asal Sumatera memiliki body yang tebal, tingkat keasaman yang rendah, dengan notes rasa buah seperti ceri dan jeruk, serta aroma rempah-rempah dan coklat.
Pulau Sumatera juga menjadi wilayah penghasil kopi robusta terbesar di Indonesia, serta beberapa daerah juga menjadi sentra penghasil kopi liberika. Daerah penghasil kopi di Pulau Sumatra yang telah mendapatkan indikasi geografis adalah:
- Kopi Arabika Gayo
- Kopi Arabika Sumatera Simalungun
- Kopi Arabika Sumatera Mandailing
- Kopi Arabika Sumatera Koerintji
- Kopi Arabika Sumatera Lintong
- Kopi Arabika Pulo Samosir
- Kopi Arabika Sipirok
- Kopi Arabika Tanah Karo
- Kopi Arabika Sungai Penuh
- Kopi Arabika Sumatera Minang Solok
- Kopi Robusta Lampung
- Kopi Robusta Semendo
- Kopi Robusta Sidikalang
- Kopi Robusta Rejang Lebong Bengkulu
- Kopi Robusta Empat Lawang
- Kopi Robusta Kepahiang
- Kopi Liberika Tungkal Jambi
- Kopi Liberica Rangsang Meranti
Baca juga: Video Kebakaran Ponpes Miftahul Khoirot Karawang
2. Jawa
Pulau Jawa merupakan awal penyebaran pohon kopi di Indonesia. Di wilayah Jawa, tepatnya Jawa Barat, perkebunan kopi pertama di Indonesia dibuka pada masa pemerintaha kolonial belanda. Kopi-kopi Arabica asal Jawa Barat telah lama dikenal di dunia, bahkan di masa lampau kalimat “cup of java” menjadi kalimat untuk menikmati secangkir kopi.
Perkebunan kopi Arabica di wilayah Jawa berada di ketinggian 1200 mdpl hingga 2800 mdpl. Kopi asal pulau Jawa umumnya mempunyai karakter rasa yang balance, dengan notes buah yang cukup kuat, caramel, dengan tingkat keasaman dan kekentalan medium. Daerah penghasil kopi di Pulau Jawa yang telah mendapatkan indikasi geografis adalah:
- Kopi Arabika Java Preanger
- Kopi Arabika Java Sindoro-Sumbing
- Kopi Arabika Ijen Raung
- Kopi Robusta Temanggung
- Kopi Robusta Pasuruan
- Kopi Robusta Java Bogor
Baca juga: Head to Head Arabica Vs Robusta Vs Liberika yang Perlu Diketahui
3. Sulawesi
Dibanding perkebunan kopi di Jawa dan Sumatera, perkebunan di Sulawesi tergolong muda. Meski begitu, masyarakat di Sulawesi sudah mengenal kopi sejak lama dari pedagang-pedagang Arab. Pohon-pohon kopi di Sulawesi ditanam pada ketinggian Antara 1.200 hingga diatas 2000 mdpl.
Kondisi lahan yang ada di Sulawesi, khususnya wilayah Toraja menghasilkan kopi yang berbeda dengan wilayah lain di Indonesia. Umumnya karakter rasa yang didapat dari kopi Toraja adalah clean cup, dengan notes rempah-rempah, kacang-kacangan, kayu manis, floral dan fruity. Body kopi cukup tebal namun halus saat diteguk. Daerah penghasil kopi di Pulau Sulawesi yang telah mendapatkan indikasi geografis adalah:
- Kopi Arabika Kalosi Enrekang
- Kopi Arabika Toraja
- Kopi Minahasa Koya
- Kopi Robusta Pinogu
Baca: Anda Miliki 7 Gejala di Tubuh Seperti Ini? Saatnya Berhenti Ngopi
4. Wilayah Sunda Kecil
Pulau-pulau yang masuk dalam wilayah Sunda Kecil telah dikenal sebagai salah satu sentra penghasil kopi berkualitas di Indonesia. Di wilayah ini ada Pulau Bali, pohon kopi ditanam di ketinggian diatas 1000 mdpl. Yang unik, kopi Bali umumnya punya karakter rasa jeruk. Aroma kopi Bali umumnya kuat dan manis dengan body yang medium dengan tingkat keasaman yang cukup tinggi.
Selain Bali, Nusa Tenggara Timur yang masuk dalam gugusan Sunda Kecil juga telah dikenal sebagai penghasil kopi terbaik di dunia. Selain Flores Bajawa, kini kopi asal Manggarai juga tengah menjadi buruan penikmat kopi.
Umumnya pohon kopi di wilayah ini ditanam pada ketinggian diatas 1.100 mdpl. Citarasa yang paling unik dari kopi asal NTT adalah adanya aroma tembakau dalam kopi yang kita seduh. Body kopi asal NTT cenderung lebih tebal dengan karakter yang earthy, dan manis buah dengan tingkat keasaman yang rendah. Daerah penghasil kopi yang telah mendapatkan indikasi geografis adalah:
- Kopi Arabika Kintamani Bali
- Kopi Arabika Flores Bajawa
- Kopi Arabika Flores Manggarai
- Kopi Robusta Pupuan Bali
- Kopi Robusta Tambora
Baca juga Keajaiban Kopi dari 11 Gunung di Jawa barat
5. Papua
Wilayah terakhir yang menjadi sentra penghasil kopi adalah Pulau Papua. Kondisi alam Papua yang masih asri membuat kopi bisa tumbuh subur. Umumnya pohon kopi disini ditanam di ketinggian 1.500 mdpl. Yang unik, hampir seluruh petani di Papua menanam kopi secara organic. Hal ini tentu saja membuat mutu dan rasa kopi Papua semakin nikmat.
Secara umum kopi Papua mempunyai karakter rasa yang lebih manis, ringan dengan body yang medium dan tingkat keasaman yang rendah. Daerah penghasil kopi yang telah mendapatkan indikasi geografis adalah:
- Kopi Arabika Baliem Wamena
- Kopi Arabika Papua Dogiyai
- Kopi Arabika Pegunungan Arfak
*Berdasarkan data DJKI tahun 2019
Baca juga: Kenapa Kandungan Kafein pada Robusta Lebih Tinggi dari Arabica?