Mencecap Pahit Pedasnya Gahwa Arabi dari Kopi Tanah Suci
Pada Abad ke-15, kopi telah menyebar di jazirah Arab hingga mencapai Mekkah, Kota suci bagi umat Islam. Peziarah dan jamaah haji yang datang ke Mekkah dan Madina, turut mendorong semakin popularnya kopi di dunia.
Jadi kalau kita bicara kopi, maka bisa dikatakan Arab Saudi adalah ‘Embahnya’ ngopi. Artinya minuman kopi sudah ada sejak berabad-abad lamanya.
Mungkin yang perlu kita tahu, seperti apa penyajian kopi di tanah kelahiran Rasulullah SAW ini. Apakah sama seperti di negara kita, yang banyak disajikan dalam sajian kopi tubruk? Atau justru dalam sajian seperti kopi kekinian?
Kopi Arab dikenal dengan nama Qahwa atau Gahwa Arabi. Konon kata Qahwa merujuk pada Kaffa, sebuah wilayah di sebelah barat daya Ethiopia, yang kemungkinan merupakan tempat pertama kali Sheikh Omar menemukan, mengolah, dan meminum kopi.
Baca Juga:
Menentukan PIlihan Rasa Saat Bunyi Crack Kopi Disangrai
Kedai Kopi jadi Tempatnya Para Pemberontak
Mengenal Natural Proses, Full Wash, Semi Wash, dan Honey dalam Pengupasan Kopi
Dalam tradisi masyarakat Arab, penyajian Gahwa Arabi dilakukan dengan cara direbus. Biji kopi yang sudah digiling halus dimasukkan ke teko, lalu direbus. Biasanya mereka juga menambahkan kapulaga dan rempah lain, yang sudah dihaluskan untuk direbus bersama dengan kopi.
Sebenarnya jenis kopi yang digunakan bisa Arabika maupun Robusta. Tapi biasanya yang digunakan adalah jenis kopi robusta.
Selain itu, biji kopi atau green beans disangrai (roasting) tidak terlalu lama. Jadi sangrainya antara light roasting atau medium roasting. Hasilnya warna kopi tidak hitam tetapi kecoklat-coklatan.
Khas dari Gahwa Arabi ini adalah aromanya yang sangat kuat. Ini karena dihasilkan dari jenis robusta serta wangi kapulaga. Saat kopi dan kapulaga direbus maka akan memunculkan aroma yang kuat.
Kopi yang sudah direbus ini kemudian dimasukan ke dalam poci unik yang disebut dallah. Dari dallah kemudian dituangkan ke gelas-gelas kecil tanpa pegangan, finjan gahwa.
Jangan mencari gula kalau mau minum Gahwa Arabi. Karena penyajiannya memang tidak disertai gula atau pemanis lainnya. Biasanya pemanis Gahwa Arabi berupa sajian makanan manis yang menyertainya, misalnya kurma. Ini mirip kalau kita pesan kopi espresso di kafe, yang biasanya disertai dengan sajian biskuit manis.
Meski kopi tradisional masih terjaga, bukan berarti di Arab tidak ada kopi kekinian. Banyak juga kedai-kedai kopi yang juga menyajikan kopi espresso, latte, mocaccino, cappuccino, dan sebagainya.
Jadi begitulah sekelumit tentang Kopi Arab atau Gahwa Arabi. Mau mencoba meraciknya di rumah?.