Sejarah Kopi Cap Oplet dan 3 Kopi yang Legendaris di Bogor-Depok
JAKARTA — Biarpun sampai saat ini banyak ragam kafe maupun kedai kopi kekinian, kopi tradisional dalam bentuk kemasan masih tetap akrab di penikmat kopi Bogor maupun Depok. Penyajian dalam bentuk kopi tubruk menjadi ciri khas dari sajian kopi yang dikonsumsi warga di sana.
Kalau kita bicara kopi yang melegenda di wilayah Bogor dan Depok, kita pasti sudah akrab dengan nama kopi Liong Bulan. Tapi sebenarnya ada juga beberapa produk kopi lain, yang sudah puluhan tahun di produksi dan bebrapa di antaranya masih eksis sampai sekarang.
1. Kopi Kacamata
Kopi yang tertua yang ada di Bogor adalah Kopi Bubuk Cap Kacamata. Warga kampung Arab di Empang Bogor sudah menikmati kopi ini sejak 1925, yang diproduksi oleh keluarga peranakan Tionghoa marga Yoe .
Pendirinya adalah Yoe Hong Keng, yang oleh warga setempat disapa Bah Sipit. Nama ini yang kemudian dijadikan sebagai trademark i identitas resmi Kopi Cap Kacamata. Adapun penamaan Kopi Kacamata sebagai merek dagang dimulai pada sekitar 1950.
Kopi bubuk Cap Kacamata ini dibungkus dengan kertas berwarna coklat dan dijual eceran. Disain dan bahan kemasannya masih tetap dipertahankan hingga sekarang.
Bah Sipit wafat pada 1985 dan dimakamkan di Bogor. Usahanya diteruskan generasi keduanya hingga sekarang.
2. Kopi Cap Teko
Selain kopi Liong Bulan, kopi yang pernah berjaya di Bogor adalah kopi Teko. Sekalipun sudah jarang di temukan di toko-toko, kopi yang berdiri sejak 1950 ini masih tetap ada di pasaran. Masih ada sejumlah penjual yang memasarkan lewat toko-toko online.
3. Kopi Cap Oplet
Perusahaan Kopi Cap Oplet didirikan pada tahun 1975 dengan berbasis perusahaan keluarga di Bogor. Dinamakan cap Oplet, karena pada tahun 1970-an, salah satu pemilik pada saat itu, memiliki produk Sabun Cap Oplet yang sudah dikenal dibeberapa area. Selain itu juga, kendaraan Oplet masih merupakan transportasi publik yang umum dipakai pada saat itu.
Produk utama dari Kopi Cap Oplet, sudah beredar sejak tahun 1975. Kopi Cap Oplet dulunya mempunyai kemasan kertas sampai dengan tahun 1995, lalu perlahan beralih ke kemasan plastik supaya kualitas kopi lebih terjaga.
Hingga kini kopi Cap Oplet masih eksis. Kopi Oplet bahkan memiliki halaman di Facebook dengan nama kopioplet. Jika Anda ke kawasan Cibinong masih banyak ditemukan warung tradisional yang menjualnya.
Mereka juga memasarkan Kopi Oplet melalui situs dagang online. Semoga kopi Oplet terus bertahan di masa persaingan kopi semakin ketat.
4. Kopi Liong Bulan
Kopi yang biasa disajikan dalam bentuk kopi tubruk ini, memang sudah sangat akrab bagi penikmat kopi di Bogor dan sekitarnya. Aroma dan rasa kopi ini begitu khas di lidah dan tenggorokan penikmat kopi. Tidak heran jika Kopi Liong Bulan bisa disebut sebagai salah satu ikon kota Bogor.
Proses panjang sudah dilalui Kopi Liong. Kopi Liong Bulan ini sudah ada sejak 1945. Kopi dengan logo gambar naga dan bulan tersenyum ini, dirintis oleh seorang warga keturunan asli Tionghoa bernama Linardi Jap.
Konon kenikmatan kopi Liong memang sudah dirasakan sejak dulu. Para pejuang Kemerdekaan sudah sangat akrab dengan kopi ini. Mereka biasa mencecap kopi Lion sebelum pergi ke medan tempur.
Sekalipun punya aroma dan citarasa yang legendaris, ternyata biji kopi yang diolah menjadi kopi Liong, tidak berasal dari satu perkebunan. Apalagi berasal dari perkebunan sendiri. Biji kopi yang menjadi bahan bakunya diambil dari petani kopi di sekitar Bogor maupun dari luar daerah. Termasuk kopi dari Lampung.
Baca Juga:
Sejarah Kopi Liong, Kopi Legenda Bogor
Hukum Minum Kopi Luwak, Halal atau Haram?
Sejarah Kopi Luwak dan Cerita Kesengsaraan Rakyat di Masa Penjajahan
Mengenal 'Kopi Jessica', Jangan Diminum Kamu Bisa Mati
Selain cara menyeduhnya mudah karena jenisnya kopi tubruk, kopi Liong juga sudah dalam kemasan 25 gram dan 80 gram. Kopi ini lumayan awet dan tahannya. Sekalipun tanpa bahan pengawet, kopi Lion yang sudah dikemas masih bisa bertahan hingga tiga bulan dari masa produksi.
Pada 2017 lalu, pabrik Kopi Liong dikabarkan tutup. Republika saat itu juga menyambangi di Jalan Bintang Mas 5 No 8 RT 01/03 Kelurahan Nanggewer, Cibinong, Bogor. Dan ternyata kabar itu tidak benar.