Sejarah Kopi Liong Bulan, Kopi Legenda Bogor
JAKARTA — Kalau kamu warga Bogor ataupun Depok, kamu pantas diragukan sebagai penikmat kopi kalau tidak tahu kopi yang melegenda ini. Ya, namanya adalah Kopi Liong Bulan atau biasa disebut Kopi Liong.
Kopi yang biasa disajikan dalam bentuk kopi tubruk ini, memang sudah sangat akrab bagi penikmat kopi di Bogor dan sekitarnya. Aroma dan rasa kopi ini begitu khas di lidah dan tenggorokan penikmat kopi. Tidak heran jika Kopi Liong Bulan bisa disebut sebagai salah satu ikon kota Bogor.
Memang bukan hanya kopi Liong yang pernah eksis di Bogor. Ada juga kopi Cap Oplet (berdiri 1975), kopi Cap Teko, maupun Kopi Cap Kacamata (diproduksi sejak 1925 oleh keturunan Tionghoa bermarga Yoe). Tapi bisa dibilang Kopi Liong yang mampu tetap eksis dikenal masyarakat.
Baca Juga:
Hukum Minum Kopi Luwak, Halal atau Haram?
Sejarah Kopi Luwak dan Cerita Kesengsaraan Rakyat di Masa Penjajahan
Mengenal 'Kopi Jessica', Jangan Diminum Kamu Bisa Mati
Proses panjang sudah dilalui Kopi Liong. Kopi Liong Bulan ini sudah ada sejak 1945. Kopi dengan logo gambar naga dan bulan tersenyum ini, dirintis oleh seorang warga keturunan asli Tionghoa bernama Linardi Jap.
Konon kenikmatan kopi Liong memang sudah dirasakan sejak dulu. Para pejuang Kemerdekaan sudah sangat akrab dengan kopi ini. Mereka biasa mencecap kopi Lion sebelum pergi ke medan tempur.
Hingga kini kopi Liong masih tetap eksis dan menjadi salah satu produk kopi kegemaran warga Bogor.
Sekalipun punya aroma dan citarasa yang legendaris, ternyata biji kopi yang diolah menjadi kopi Liong, tidak berasal dari satu perkebunan. Apalagi berasal dari perkebunan sendiri. Biji kopi yang menjadi bahan bakunya diambil dari petani kopi di sekitar Bogor maupun dari luar daerah. Termasuk kopi dari Lampung.
Kita tidak tahu rahasia apa yang membuat kopi Liong ini memiliki kekhasan sendiri. Apakah kopinya blend robusta dan arabica? Apakah rahasianya di proses roastingnya?. Semua itu memang ini menjadi 'rahasia perusahaan’.
Salah satu pengelola pabrik Liong, Lily hanya sedikit memberi bocoran atas produknya. Ia hanya menyebut biji kopi yang menjadi bahan baku adalah biji kopi pilihan.
Untuk penyajian kopi ini cukup mudah. Tinggal diseduh dengan air panas.
Tapi untuk mendapatkan sensasi rasa dan aroma yang maksimal, gunakan air yang benar-benar mendidih. Bukan air dari termos atau dispenser panas, yang suhunya di bawah 80 derajat celcius.
Caranya kamu boleh mencoba: tuangkan kopi ke gelas, lalu tuang air sedikit dulu air mendidih. Diamkan beberapa saat sampai aroma harum kopi keluar. Barulah ditambah air pelan-pelan sambil diaduk. Jangan lupa pastikan komposisi air tidak berlebihan, dan pas dengan takaran kopinya.
Selain cara menyeduhnya mudah karena jenisnya kopi tubruk, kopi Liong juga sudah dalam kemasan 25 gram dan 80 gram. Kopi ini lumayan awet dan tahannya. Sekalipun tanpa bahan pengawet, kopi Lion yang sudah dikemas masih bisa bertahan hingga tiga bulan dari masa produksi.
Pada 2017 lalu, pabrik Kopi Liong dikabarkan tutup. Republika saat itu juga menyambangi di Jalan Bintang Mas 5 No 8 RT 01/03 Kelurahan Nanggewer, Cibinong, Bogor. Dan ternyata kabar itu tidak benar.
Saat itu, Lily menegaskan bahwa produksi kopinya tetap berjalan seperti biasa. "Kami masih jalan terus sampai sekarang," ujar Lili,
Hingga kini pun ternyata kopi Liong masih tetap bisa ditemukan di pasaran. Semoga saja kopi Liong masih terus bertahan menghadapi perkembangan jaman. Kopi Liong tidak hanya memiliki cita rasa yang berbeda dengan kopi lainnya. Kopi ini telah menjadi identitas Bogor.