Kopi Walik dan Senja di Seberang Keraton Yogya
Ada banyak cara menikmati Yogyakarta pada sore hari. Mulai dari berkeliling kota, menikmati sajian kuliner, hingga menyeruput secangkir kopi. Nah, khusus yang terakhir, Yogyakarta punya banyak kedai-kedai kopi modern dan tradisional yang bisa didatangi. Salah satunya Pendopo Kopi Walik yang berada di Jalan Alun-Alun Utara, Prawirodirjan, Gondomanan, Kota Yogyakarta.
Kedai kopi yang berada di seberang Keraton Yogyakarta ini menempati bangunan lama khas rumah Jawa. Ornamen di dalam kedai pun terbilang sederhana bila dibandingkan kedai-kedai kopi yang instagramable lainnya. Hanya ada meja seduh, bangku-bangku untuk pengunjung serta untaian lampu tungsten.
Baca juga: V60 dan Cerita Hario Anti Mainstream
Tetapi, satu yang membuat kedai ini asyik untuk didatangi karena lokasinya yang berada persis di seberang keraton, terlebih jika datang di waktu sore. Kita bisa menyeruput segelas kopi sambil menikmati suasana sore Alun-alun Utara Keraton Yogyakarta kala matahari mulai terbenam.
Harga menu yang ditawarkan disini pun cukup terjangkau. Untuk minuman dibanderol dengan harga mulai dari Rp5000 hingga Rp20000. Sedangkan makanan bisa dibeli mulai harga Rp4000 hingga Rp40000 per porsinya. Menu utama di kedai ini tentu saja Kopi Walik.
Kopi Walik sebenarnya adalah kopi tubruk namun disajikan dan dinikmati dengan cara yang berbeda. Kopi diseduh dalam gelas bening namun disajikan dalam bentuk terbalik di atas piring kecil. Untuk meneguk kopi, gelas yang terbalik diputar perlahan hingga cairan kopi keluar sedikit demi sedikit di atas piring kecil yang berfungsi sebagai penampung. Kemudian, baru kopi bisa diminum sambil kita menahan gelas agar tidak terjatuh.
Minum Kopi Walik juga menguji kesabaran loh. Jika kita terlalu terburu-buru bukan tidak mungkin ampas kopi banyak yang terbawa keluar, atau bahkan kopi bisa tumpah. Cara minum kopi ini yang semakin menambah syahduh suasana, menyeruput kopi perlahan sambil menikmati sore di seberang keraton.
Kopi Walik sebenarnya bukan menu baru. Menikmati kopi dengan cara seperti ini sudah lazim di masyarakat Jawa Tengah. Alasan dibalik menikmati kopi dengan gelas yang terbalik salah satunya adalah untuk menahan agar kopi lebih lama dalam kondisi panas.
Baca juga: Teuku Umar: Minum Kopi di Meulaboh atau Mati Syahid
Selain di Jawa Tengah, menikmati kopi dengan cara ini juga bisa ditemukan di Aceh, khususnya daerah Meulaboh, Aceh Barat. Disana masyarakat biasa menyebut dengan nama Kupi Khop yang artinya ya kopi terbalik. Kebiasaan masyarakat pesisir Aceh menikmati kopi dengan cara ini, kurang lebih sama dengan masyarakat Jawa, yaitu agar kopi tidak cepat dingin. Terlebih masyarakat pesisir Aceh yang sebagian besar merupakan nelayan kerap membawa kupi khop ke tengah laut untuk menemani mereka saat menangkap ikan. Selain itu, cara minum seperti ini juga untuk menghidari kopi kemasukan pasir pantai yang terbawa angin.
Baca juga: Ngopi di Sawah Bisa Jadi Sensasi Healing yang Berbeda Saat Weekend