Huize Jon Coffee, Tempat Asyik Nikmati Kopi Wine Sambil Belajar Bahasa Belanda

Wisata  
Suasana di Huize Jon Coffee, Kota Malang, (foto: Wilda Fizriyani)
Suasana di Huize Jon Coffee, Kota Malang, (foto: Wilda Fizriyani)

Suasana tenang, rindang dan syahdu begitu terasa saat menginjakkan kaki di Huize Jon Coffee. Cafe yang terletak di Jalan Jenderal Basuki Rahmat, Kota Malang ini menyuguhkan tempat dengan nuansa tempo dulu.

Replika tokoh Bareng dan Petruk di dua sisi pintu depan cafe terlihat berdiri tegak. Keduanya seolah bertugas untuk menyambut hangat pengunjung yang datang. Dari posisi itu pula akan nampak tulisan berbahasa Belanda terpampang di atas tembok area dalam cafe.

"Artinya, selamat datang di Malang. Huize Jon cocok untuk satu perjalanan atau persinggahan, suasana yang nyaman untuk setiap tamu. Begitu maksudnya," kata pemilik Cafe Huize Jon Coffee, Jon Alif saat ditemui di lokasi.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Bangunan Huize Jon Coffee berada di jejeran ruko paling pojok. Tempat ini memiliki dua lantai yang di atasnya berfungsi sebagai tempat penginapan. Jon Alif telah menempati lokasi tersebut sekitar 11 atau 12 tahun lalu.

Bisnis utama Jon sebenarnya bukan pada penjualan kopi di cafenya. Namun dia lebih dahulu menawarkan layanan travel wisata ke Bromo dan Ijen. Mengingat pandemi Covid-19 tak kunjung usai, pihaknya berusaha berinovasi dengan membangun cafe di tempat yang sama.

Penjualan beragam kopi dan makanan di cafenya baru berjalan sekitar enam bulan lalu. Sebelumnya, dia hanya menyediakan beberapa kopi dan sandwich hanya untuk tamu travel atau penginapan. "Kemudian ini kita mulai lebih ekspos selama enam bulan ini," ucapnya.

Alif bersyukur bisnis cafenya berjalan dengan baik dan diterima oleh masyarakat. Semua ini tidak lepas dari konsep lawas yang diterapkan di tempat tersebut. Selain ornamen Jawa, dia juga menempatkan beberapa barang antik seperti radio, televisi, jam dan sebagainya.

Konsep jadul sengaja dipilih karena Jon sangat menyukai sejarah. Dia peduli dengan heritage sehingga berusaha untuk mengabadikannya. Salah satu cara sederhananya, yakni dengan menerapkan konsep tersebut di cafenya.

Selain nuansa Jawa, Jon juga menempatkan tulisan berbahasa Belanda di tembok atas area dalam cafe. Hal ini dilakukan karena Jon sendiri bisa berbahasa Belanda. Dia terbiasa mendengar bahasa tersebut dari nenek dan kakeknya.

Huize Jon Coffee menempati bangunan tua di Kota Malang. (Foto: Wilda Fizriyani)
Huize Jon Coffee menempati bangunan tua di Kota Malang. (Foto: Wilda Fizriyani)

Karena kemampuannya ini, Jon secara sukarela mau mengajari pengunjung untuk berbahasa Belanda. Bahkan, dia juga bersedia memberikan materi tentang bahasa Inggris secara gratis. "Yang ini nggak bayar, cukup beli kopi saja," ungkap pria kelahiran 1967 ini.

Jon mengaku pembelajaran bahasa asing di cafe sebenarnya bukan fokus utama. Dia sekadar mengenalkan bahasa asing dengan menyajikan kalimat sederhana. Pengunjung nantinya cukup berkumpul lalu dia akan memberikan materi tentang bahasa.

Di samping itu, Jon juga mengungkapkan, ada sejumlah menu andalan yang dimiliki cafenya. Beberapa di antaranya seperti kopi wine dan kue kering khas Belanda bernama speculas. Kemudian dia juga menyediakan koffie met slagroom yang merupakan kopi khas Belanda dan sebagainya.

Adapun mengenai kopi wine, Jon memastikan, ini tidak mengandung alkohol. Kopi ini merupakan hasil fermentasi yang nantinya akan menimbulkan aroma seperti wine. Kopi ini termasuk salah satu inovasi dari para petani lokal.

"Artinya biar tidak biasa-biasa saja. Dengan inovasi menjadi luar biasa kopinya gitu. Dari produknya, dari penjualannya, itu semakin meningkat karena kopinya lain dari yang lain," ungkapnya.

Kopi wine menjadi menu andalan di Huize Jon Coffee di Kota Malang. (foto: Wilda Fizriyani)
Kopi wine menjadi menu andalan di Huize Jon Coffee di Kota Malang. (foto: Wilda Fizriyani)

Proses fermentasi kopi wine membutuhkan waktu antara 30 hingga 60 hari. Rasa seperti wine (minuman anggur) yang muncul pada kopi wine ini merupakan hasil fermentasi yang cukup lama tersebut. Semakin tinggi kopi itu ditanam, semakin kuat rasa wine yang dihasilkan.

Kopi wine ini diproses dengan menjemur semua bagian biji kopi yang baru dipanen, termasuk kulit cerinya (merah). Getah dalam biji kopi ini membentuk rasa wine. Getah kopi ini semakin banyak kadarnya ketika ditanam di ketinggian di atas 1.500 meter dari permukaan laut (mdpl). Dengan makin banyak getah kopi, maka rasa winenya makin muncul. Selain kopi wine, Jon juga menyediakan jenis kopi lainnya.

"Kalau kopi sementara ini, ya kopi Nusantara ada semua. Cuman yang paling andalan, ya ini (kopi wine). Kalau kopi biasa kan sudah biasa seperti arabica, robusta," jelasnya.

Sementara itu, pengunjung Arifin mengaku sangat menyukai menu yang disajikan Huize Jon Coffee. Salah satunya menu andalan cafe, yakni es kopi wine. Menurut dia, aromanya enak dan ringan untuk dikonsumsi sehingga aman untuk lambung.

Penulis: Wilda Fizriyani

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Bacaan ringan untuk menemani minum kopi atau teh

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image