Belajar Kopi di Sekolah Kopi Gemawang
TEMANGGUNG — Untuk memberikan pelatihan pengolahan kopi bagi masyarakat, terutama kalangan milenial, di Kecamatan Gemawang Temanggung, didirikan sebuah lembaga pelatihan. Lembaga itu bernama Sekolah Kopi Gemawang, Temanggung.
Sekolah Kopi Gemawang berdiri pada 2001. Telah banyak pengusaha muda yang lahir dari lembaga ini. Mereka tersebar di kota-kota besar, seperti Yogyakarta, Malang, dan Semarang.
Baca: Sejarah Kopi Luwak
"Lulusan Sekolah Kopi Gemawang ada yang mendirikan kedai atau cafe, dan ada pula yang menjadi barista. Ada pula yang yang menjadi petani atau pedagang,” kata Koordinator Sekolah Kopi Gemawang Sarwadi.
Apa yang diajarkan di Sekolah Kopi Gemawang? Sarwadi mengatakan materi sekolah kopi mulai dari bertanam kopi, pemeliharaan tanaman, pemetikan buah kopi hingga proses pengolahan produk."Sekolah kopi juga melatih dalam pembuatan kopi seduh untuk konsumen,” kata Sarwadi.
Camat Gemawang Marlini Tarigan mengatakan Sekolah Kopi Gemawang menempati bekas gudang kecamatan. Sekolah ini merupakan sarana untuk meningkatkan kapasitas petani terutama kaum milenial di bidang pertanian dan olahan pertanian."Khusus kopi, kami sediakan peralatan seperti alat roasting, pengemasan hingga pembuatan kopi seduh," katanya.
Baca: Peraih MURI Kaligrafi Juga Gak Bisa Baca Logo Halal Baru
Saat ini, Sekolah Kopi Gemawang menyelenggarakan pelatihan, yang berlangsung selama dua hari. Pelatihan kali ini diikuti sebanyak 20 orang, yang semuanya kaum muda.
Pelatihan kali ini bekerja sama dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Temanggung. Pimpinan BRI Cabang Temanggung Sri Susilo, mengatakan mendukung pemberdayaan kaum milenial dalam usaha kopi dengan mengucurkan dana tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam pelatihan di Sekolah Kopi Gemawang, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.
Baca: Kedai Kopi jadi Tempatnya Para Pemberontak
Pimpinan BRI Cabang Temanggung Sri Susilo di Temanggung, mengatakan pemberdayaan petani milenial terutama pelaku UMKM di Temanggung terus ditingkatkan demi kesejahteraan mereka."BRI mendampingi petani mulai dari sektor hulu hingga hilir. BRI membantu dalam pemasaran produk olahan,” katanya.
Menurut dia pemberdayaan pelaku UMKM dari kaum milenial perlu dilakukan. Hal ini karena mereka punya potensi kuat dalam mengembangkan sektor ekonomi kreatif."Kami menggarap cluster ekonomi dari generasi milenial, antara lain dengan pelatihan dan digitalisasi produk dalam pemasaran," katanya.
Pada kegiatan yang bekerja sama dengan Sekolah Kopi Gemawang ini, pihak BRI menyerahkan alat roasting kopi bagi kelompok tani.
Ikuti terus kabar dari Mlipir. Anda punya hal menarik seputar Kopi, Teh, Kafe, Traveling, dan Video/Isu Viral silakan kirim ke email kami: mlipir37@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram MLIPIR.